Senin, 02 November 2020

SUHU

 


Suhu adalah suatu besaran yang menyatakan tingkat derajat panas suatu benda. Untuk mengetahui dengan pasti dingin atau panasnya suatu benda, kita memerlukan suatu besaran yang dapat diukur dengan alat ukur. Sebagai contoh apa yang kamu rasakan ketika kita minum es, maka air es akan terasa dingin. Lain halnya ketika kita merebus air, maka lama kelamaan air yang direbus akan menjadi panas.

Bisakah kita mengukur suhu? Bisakah tangan kita digunakan untuk mengukur panas atau dinginnya suatu benda dengan tepat? Kita tentu memerlukan cara untuk membedakan derajat panas atau dingin benda tersebut untuk itu kita perlu mengetahui cara untuk mengukur suhu secara akurat.


Jenis-Jenis Termometer

Untuk mengukur suhu dengan tepat , kita menggunakan alat ukur suhu yaitu thermometer.  Termometer dibuat berdasarkan prinsip perubahan volume. Thermometer yang tabungnya diisi dengan raksa kita sebut thermometer raksa. Thermometer raksa dengan skala Celcius adalah thermometer yang umum dijumpai dalam keseharian. Selain raksa terdapat pula termometer alkohol. Adapun perbedaan atau kelemahan dan kelebihan dari masing-masing thermometer yang dibuat dari Raksa atau alkohol adalah sebagai berikut:

a.  Termometer Raksa

Keuntungan

Kerugian

1)  Raksa mudah dilihat karna mengkilat.

2) Volume raksa berubah secara teratur ketika terjadi perubahan suhu.

3) Raksa tidak membasahi kaca ketika memuai atau menyusut.

4) Jangkauan suhu raksa cukup lebar dan sesuai untuk pekerjaan-pekerjaan laboratorium (-40oC sampai dengan 350o C)

5) raksa dapat panas secara merata sehingga menunjukkan suhu dengan cepat dan tepat.

1)  raksa mahal.

2) Raksa tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah ( seperti dikutub utara dan selatan)

3) Raksa termasuk zat berbahaya sehingga ketika pecah akan membahayakan kulit.


b. 
Termometer Alkohol

Keuntungan

Kerugian

1)  Alcohol lebih murah disbanding Raksa

2) Alcohol lebih teliti karena untuk kenaikan suhu yang kecil, alcohol mengalami perubahan volume yang lebih besar.

3) Alcohol dapat mengukur suhu yang sangat dingin (seperti didaerah kutub yaitu – 112o C)

1)           Alcohol memiliki didih rendah

yaitu 78oC, sehingga pemakainya terbatas.

2)  Alcohol tidak berwarna sehingga harus diberi warna terlebih dahulu agar terlihat.

3)  Alcohol membasahi dinding kaca.

Jenis-jenis thermometer yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari antara lain :

1.  Termometer Klinis

Thermometer klinis disebut juga thermometer demam. Thermometer ini biasanya digunakan oleh dokter untuk mengukur suhu badan. Pada keadaan sehat suhu tubuh kita sekitar 30oC namun pada keadaan demam suhu tubuh kita melebihi suhu tersebut. Suhu tubuh kita pada saat demam dapat melebihi 40oC. skala suhu pada thermometer klinis hanya 35oC sampai 43oC. hal ini sesuai dengan keadaan suhu tubuh kita. Suhu tubuh kita tidak mungkin dibawah 35oC dan melebihi 45oC. thermometer klinis biasanya dijepit pada ketiak, tapi ada pula yang nempel didahi, dan ditempel dimulut. Ketika thermometer dijepit suhu tubuh kita membuat raksa naik dipipa kapiler. Raksa akan berhenti bila suhu raksa sudah sama dengan suhu tubuh kita dan kita tinggal membaca berapa suhu yang ditunjukkan oleh raksa.



Gbr. Termometer Klinis

Sumber https://www.sridianti.com/wp-content/uploads/2014/01/bbb-400x148.jpg

 

 

2.  Termometer Ruangan

Thermometer ruang dipasang pada tembok rumah atau kantor. Thermometer ini mengukur suhu udara pada suatu saat. Skala thermometer ruang adalah -50oC sampai 50oC. mengapa menggunakan skala seperti itu? Karena suhu udara dibeberapa tempat bisa dibawah 0oC misalnya di Eropa. Sementara pada sisi lain suhu udara tidak pernah melebihi 50oC.

Gbr. Termometer Ruangan

Sumber https://cf.shopee.co.id/file/

60339fb87c0441cd569454ce248c49b0

 

3.  Termometer Bimetal

Termometer ini untuk menunjukkan adanya perubahan suhu dengan prinsip logam


Gbr. Thermometer Bimetal

Sumber https://sc01.alicdn.com/kf/U76b7ae7a8bed48

12a759ccf08caaedc78.jpg_350x350.jpg

 

4.  Termometer laboratorium

Thermometer laboratorium dapat dijumpai dilaboratorium. Alat ini biasanya digunakan untuk mengukur suhu air dingin atau air yang sedang dipanaskan. Thermometer laboratorium menggunakan raksa atau alcohol sebagai penunjuk suhu. Raksa dimasukkan kedalam pipa yang sangat kecil (pipa kapiler). Kemudian pipa dibungkus dengan kaca yang tipis. Tujuannya agar panas dapat diserap dengan cepat oleh thermometer.

      Suhu pada thermometer laboratorium biasanya 0oC sampai 100oC. suhu 0oC menyatakan suhu es yang sedang mencair, sedangkan suhu 100oC menyatakan suhu air sedang membeku.


 

 


Gbr. Termometer Laboratorium

Sumber https://belapendidikan.com/jenis-jenis-termometer-beserta-fungsinya/

 

Skala Suhu

Dalam pembuatan Skala thermometer, Mula-mula ditetapkan dua patokan suhu yang selanjutnya disebut titik tetap. Titik tetap merupakan suhu ketika benda mengalami perubahan wujud, misalnya saat benda mencair dan mendidih. Suhu ketika benda mencair menyatakan titik tetap bawah, sedangkan suhu ketika kita mendidih menyatakan titik tetap atas kemudian diantara titik tetap tersebut dibuat skala-skala. Bilangan yang menyatakan titik tetap berbeda antara satu ilmuan dengan ilmuan lainnya.

 

a.    Skala Celcius

Celcius (1701-1744) membuat titik tetap bawah ketika es mencair dan titik tetap atas ketika air mendidih. Titik tetap bawah (suhu es mencair) ditetapkan sebagai suhu 0o. Sementara titik tetap atas ( suhu air mendidih) ditetapkan sebagai suhu 100o. Kemudian jarak antara titik tetap atas dan titik tetap bawah dibagi menjadi 100 yang sama panjang. Dengan demikian skala Celcius memiliki rentang suhu antara 0oC sampai 100oC. skala suhu seperti ini digunakan dibanyak Negara termasuk di Indonesia.

 

b.    Skala Fahrenheit

Fahrenheit (1686-1736) memilih suhu campuran es dan garam ketika membeku sebagai titik tetap bawah. Titik tetap ini menyatakan 0o. Sementara titik tetap atas dipasang bilangan 212o, yaitu titik didih campuran tersebut. Berarti skala Fahrenheit memiliki rentang suhu antara 0oF sampai 212 oF. kemudian jarak antara titik tetap atas dan titik tetap bawah dibagi menjadi 180o yang sama panjang. Skala yang dibuat oleh Fahrenheit digunakan dibeberapa Negara termasuk Inggris dan Amerika Serikat.

 

c.    Skala Reamur

Reamur memilih titik 0o untuk es yang mencair dan 80o untuk air mendidih. Berarti skala reamur memiliki rentang suhu antara 0 oR sampai 80 oR.  kemudian jarak anatara dua titik tetap tersebut menjadi 80o yang sama.

 

d.    Skala Kelvin

Lord Kelvin (1824-1907) menyusun skala suhu dengan menggunakan ukuran derajat yang sama besar dengan derajat Celcius. Namun Kelvin menyatakan bahwa titik beku es adalah -273oK, sedangkan titik didih air adalah 373oC. dengan demikian 0oC sama dengan suhu -273oK sedangkan suhu 100oC sama dengan suhu 373oK. Suhu -273oK disebut titik nol mutlak.

 

Gbr. Perbandingan Skala Termometer

Untuk menghitung nilai suhu yang ditunjukkan oleh skala thermometer buatanmu, menggunakan persamaan berikut :

 





 

 

 

Keterangan:

ta       : titik tetap atas termometer Acuan

tb      : titik tetap bawah termometer acuan

tc       : titik tetap atas termometer buatan

td      : titik tetap bawah termometer buatan

tx      : skala yang diketahui

ty       : skala yang ditanyakan



 Pemuaian Pada Zat Padat, zat Cair, dan Gas

Pemuaian adalah perubahan ukuran suatu benda yang bisa menjadi bertambah panjang, lebar,luas, atau berubah volumenya karena terkena panas (kalor). Pemuaian tiap-tiap benda akan berbeda, tergantung pada suhu di sekitar dan koefisien muai atau daya muai dari benda tersebut. Pada umumnya setiap zat mengalami pemuaian (penambahan panjang, luas, atau volume) ketika suhunya naik dan mengalami penyusutan ketika suhunya turun.

1.     Pemuaian Zat Padat

Pemuaian zat padat merupakan peristiwa bertambah panjang, lebar, atau volume suatu benda padat karena pengaruh panas (kalor). Contoh pemuaian zat padat seperti pemuaian rel kereta yang telah disebutkan tadi. Jenis-jenis pemuaian zat padat dibagi menjadi 3 yaitu :

a.    Pemuaian Panjang

Pemuaian panjang adalah pertambahan panjang benda akibat pengaruh suhu (1 dimensi). Coba amati kabel listrik yang terlihat lebih kendor di siang hari jika dibanding pada pagi hari, itulah contoh dari muai pemuaian panjang. Besarnya pemuaian zar tergantung pada konstanta muai panjang zat dan nilai konstanta tersebut akan berbeda-beda untuk tiap zatnya. Alat yang digunakan untuk menyelidiki pemuaian panjang berbagai jenis zat padat adalah musschenbroek. Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh panjang mula-mula benda, besar kenaikan suhu, dan tergantung dari jenis benda. Rumus pemuaian panjang sebagai berikut :

berikut :

ΔL= Lo. α. ΔT

                                        L = Lo + ΔL

                                        L = Lo (1 + α.ΔT)

Keterangan :

ΔL =besarnya pemuaian panjang(m)

Lo = panjang mula-mula (m)

α = konstanta pemuaian (/0C )

ΔT = selisih suhu (0C)

L = Lo + ΔL

L = Lo (1 + α.ΔT)

L = panjang setelah dipanaskan (m)

Lo = panjang mula-mula(m)

b.    Pemuaian Luas

Contoh pemuaian luas adalah pada pemanasan lempeng tipis logam. Lempeng tipis logam akan mengalami penambahan luas setelah dipanaskan. Kemampuan suatu benda untuk mengalami pemuaian luas sangat ditentukan oleh koefisien muai luas dilambangkan dengan β, Dengan nilai β = 2α.

 

Rumus  :                        ΔA = Ao.β.ΔT

A = Ao + ΔA

A = A0 (1+β.ΔT)

 

Ao = Luas Sebelum dipanaskan(m2  )

A = luas setelah pemanasan(m2 )

ΔA = penambahan luas (m2 )

β = koefisien muai luas (/0C)

ΔT = selisih suhu (kenaikan suhu) (0C)

 


c.   
Pemuaian Volume

Pemuaian volume sama juga dengan pertambahan atau pemuaian panjang secara 3 dimensi.Karena itu muai volume sama juga dengan tiga kali muai panjang. Pemuaian volume suatu zat tergantung pada koefisien muai volumenya γ (gamma) dimana γ = 3α

ΔV = Vo.γ.ΔT

V= Vo + ΔV

V=  Vo(1+γ.ΔT)

 

  V = Volume akhir (m3)

ΔV = Penambahan volume (m3)

Vo = Volume awal (m3)

ΔT = Kenaikan suhu (oC)

   γ = Koefisien muai volume (/0C)

2.    Pemuaian Zat Cair

Pada zat cair pemuaian yang terjadi hanya pemuaian volume, tidak ada pemuaian panjang dan luas. Ini terkait dengan sifat dar zat cair sendiri yang bentuknya berubah-ubah sesuai dengan bentuk wadah yang ditempatinya. Misalnya mengisi penuh sebuah panci dengan air kemudia panaskan, beberapa saat kemudian akan ada air yang tumpah dari panci tersebut, itulah salah satu contoh pemuaian zat cair. Masih banyak lagi contoh-contoh pemuaian zat cair yang bisa  temukan.Rumus pemuaian zat cair secara matematis rumus pemuaian zat cair sama dengan rumus pemuaian volume pada pemuaian zat padat. Besarnya pemuaian zat cair ditentukan dari koefisien muai volumenya b.

ΔV = Vo . b . ΔT

Dengan

 b  = koefisien muai volume zat cair.  Nilai b ini berbeda dengan γ atau koefisien muai volume zat padat.

ΔV = penambahan volume yang terjadi (L)

ΔT = selisih suhu


3.    Pemuaian Gas

Gas juga megalamai pemuaian layaknya pada pemuaian zat cair dan zat padat.Khusus untuk pemuaian zat ini agak berbeda dengan pemuaian zat padat dan pemuaian zat cair. Ada satu variabel yang sangat menentukan pemuaia zat gas yaitu tekanan. Sobat muengkin pernah melihat balon yang kepanasan tiba-tiba meletus, itu salah satu contoh sederhana pemuaian gas.

Pemuaian pada gas adalah pemuaian volume yang dirumuskan sebagai

V = Vo (1 + γ ΔT)

 

γ adalah koefisien muai volume. Nilai γ sama untuk semua gas, yaitu 1/273 ºC^-1

Pemuaian gas dibedakan tiga macam, yaitu:

a. pemuaian gas pada suhu tetap (isotermal),

b. pemuaian gas pada tekanan tetap (isobar), dan

c. pemuaian gas pada volume tetap (isokhorik).

 

a.    Pemuaian Gas pada Suhu Tetap (Isotermal)

Pemuaian gas pada suhu tetap berlaku hukum Boyle, yaitu gas di dalam ruang tertutup yang suhunya dijaga tetap, maka hasil kali tekanan dan volume gas adalah tetap. Dirumuskan sebagai:

 

PV = Tetap

atau

P1V1 =P2V2

Keterangan:

P = tekanan gas (atm)

V = volume gas (L)

 

b.    Pemuaian Gas pada Tekanan Tetap (Isobar)

Pemuaian gas pada tekanan tetap berlaku hukum Gay Lussac, yaitu gas di dalam ruang tertutup dengan tekanan dijaga tetap, maka volume gas sebanding dengan suhu mutlak gas. Dalam bentuk persamaan dapat dituliskan sebagai:

 


Keterangan:

V = volume (L)

T = suhu (K)

 

c.    Pemuaian Gas Pada Volume Tetap (Isokhorik)

Pemuaian gas pada volume tetap berlaku hukum Gay Lussac, yaitu jika volume gas di dalam ruang tertutup dijaga tetap, maka tekanan gas sebanding dengan suhu mutlaknya. Hukum Gay Lussac dirumuskan sebagai

Dengan menggabungkan hukum boyle dan hukum Gay Lussac diperoleh persamaan:

Keterangan:

P = tekanan (atm)

V = volume (L)

T = suhu (K)


4.    Contoh Pemuaian dalam kehidupan sehari-hari

 

 

Pemasangan kabel listrik dibuat kendor

 


Pemasangan rel kereta Api diberi Celah antar Rel

 

 

Pemuaian Gas pada Balon Udara


Untuk memperdalam pemahamanmu, yuk pelajari video dan konten web Rumah Belajar berikut!



Nah, sudah paham? Yuk lakukan praktikum Hukum Boyle berikut..

Semangat belajar 😊

Tidak ada komentar:

Posting Komentar