Selasa, 20 Oktober 2020

Motivasi Menjadi Duta Rumah Belajar

Saat ini, dunia sedang hangat-hangatnya memperbincangkan era industri 4.0. Bahkan kini sudah muncul era baru yakni era society 5.0 dimana masyarakat telah memusatkan segala kegiatannya dengan aplikasi teknologi digital. Terlebih lagi, efek pandemi Covid-19 kini telah merubah hampir seluruh tatanan kehidupan. Termasuk dalam bidang pendidikan.

Sistem pembelajaran jarak jauh memang sudah lama diperkenalkan. Namun, di Indonesia baru sejak Maret 2020 (baca: pandemi) secara terpaksa dilaksanakan. Dan benar kini, kita sudah sangat tergantung pada teknologi.

Namun, penyesuaian pembelajaran dengan teknologi digital ini tidak serta merta dapat dilakukan secara cepat dan menyeluruh. Kita tahu, tidak semua guru melek IT. Hal ini tentu akan menjadi kendala dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh.

Saya adalah orang yang suka belajar dan selalu ingin mengembangkan diri. Saya selalu ingin mencoba hal baru, menghasilkan karya, dan memegang prinsip "Lakukan yang terbaik, InsyaAllah saya bisa".

Pada awal pandemi, saya sedikit memahami IT. Namun, saya gemar mengikuti pelatihan-pelatihan berbasis TIK. Hingga terbacalah berita mengenai PembaTIK, dimana peserta PembaTIK berkesempatan menjadi Duta Rumah Belajar. Dengan semangat dan tanpa ragu-ragu, saya mendaftarkan diri, berniat untuk belajar dan menambah pengalaman. Sedikit terbesit dalam hati, andaikan saya menjadi Duta Rumah Belajar..

Saya memiliki keinginan, namun juga memahami kemampuan. Tanpa berharap sejauh itu, saya melewati level demi level. Di tiap level, banyak sekali ilmu, wawasan, dan pengalaman berharga yang saya dapatkan. Saya merasakan ada kemajuan yang cukup pesat dalam diri.

Pelatihan PembaTIK ini memberikan dampak positif yang luar biasa terhadap diri saya. Hingga saya menjadi salah satu guru yang dijuluki ahli IT di sekolah meskipun saya bukan guru TIK. Dan alhamdulillah, di tahun kedua bertugas di sekolah saya kini, saya dipercaya menjadi salah satu Koordinator Jabatan Pelaksana (KJP) Bidang Akademik. Sejak itulah, banyak rekan guru yang terkadang meminta bantuan dan berkonsultasi mengenai TIK dengan saya. Saya sangat senang dapat membantu dan berbagi. Ada kepuasan tersendiri dalam benak saya ketika kita dapat bermanfaat bagi orang lain.

Menjadi Duta Rumah Belajar bukan tujuan awal. Termasuk 30 peserta terbaik di provinsipun di luar angan-angan. Bukan karena saya hebat, tetapi karena Allah yang memudahkan. Dan saya sangat bersyukur berkesempatan berada pada level 4 ini. Di level ini saya banyak belajar tentang arti sosial dan makna berbagi. Dan hal itu membuat saya bersemangat untuk terus maju. Bukan untuk menjadi pemenang dalam sebuah perlombaan, namun untuk menorehkan pengalaman yang tak terlupakan.

Kemenangan adalah imbas akan kesungguhan dan doa-doa kita. Nilai terpenting yang kita dapatkan adalah bagaimana kita berproses untuk terus menjadi lebih baik. Menjadi Duta Rumah Belajar adalah impian. Namun, dalam berbagi kita tak mengenal siapa yang berbicara.

Siapapun, saya ataupun Anda dapat berbagi. Meskipun sedikit dan mungkin remeh bagi kita, bisa jadi luar biasa bagi sesama.

Saya, menjadi ataupun tidak menjadi Duta Rumah Belajar, akan mendedikasikan diri untuk kemajuan Negeri. Menjadi guru agen perubahan yang akan terus mendukung program pemerintah, khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Terus belajar, mengembangkan diri, menyosialisasikan Portal Rumah Belajar hingga ke daerah-daerah, berbagi inovasi pembelajaran berbasis TIK mewujudkan merdeka belajar dengan harapan tercapainya tujuan pendidikan nasional Indonesia secara optimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar